Merdeka Dari Perbudakan Hawa Nafsu = Kebahagiaan.

Merdeka berarti bebas dari belenggu, bebas dari perbudakan oleh bangsa lain, dapat menentukan hidup sendiri, menjadi tuan atas bangsa dan negeri sendiri. Tetapi kemerdekaan sejati adalah ketika manusia (diri kita) terbebas dari perbudakan kekotoran batin (benci, iri, dengki, sirik, dendam, sombong, kikir/pelit, dsb), tidak diperbudak hawa nafsu, keserakahan dan kebodohan batin, menjadi majikan atas diri sendiri. Tidak lagi bersikap tergantung atas sikap orang terhadap diri kita.

Bila masih saja kita bersikap tergantung bagaimana orang lain memperlakukan kita berarti kita adalah orang yang masih terbelenggu, belum merdeka.

Misalnya; baru mau memberi/berbagi karena orang itu baik sama kita atau menjadi benci ketika orang yg kita cintai namun tidak mencintai kita, tidak jadi kasih uang tip kepada pelayan restoran yg melayani tidak menyenangkan kita, tidak mau menyediakan makanan dirumah karena kesal kepada suami, tidak jadi pergi menemani istri berbelanja karena kesal sebelumnya habis berdebat beda pendapat, dsb.

Bagimana sikap kita yang tergantung pada sikap orang lain atau lingkungan memperlakukan kita itu adalah suatu bentuk belenggu dan itu jelas tidak merdeka.

Marilah kita berjuang untuk menjadi bebas dan merdeka serta tidak lagi tergantu terhadap hal-hal diluar kita memperlakukan kita. Itulah ketulusan yg sesungguhnya.

Be happy is be free, and if some one steal your happiness from you, you are loser!

-May All beings be Happy-